Tahapan pertama dan penting dari proses manajemen
stratejik menurut Wheelen dan Hunger (2004) adalah Scanning Environment.
Dalam tahapan Scanning Environment, terdapat dua hal yang harus
dicermati yaitu lingkungan eksternal dan internal. Pada lingkungan eksternal, alat
analisis yang bisa dipakai adalah Porter’s Five Forces dan PEST
Analysis. Sedangkan pada lingkungan internal, analisis yang bisa dipakai
adalah Swot Analysis.
Analisis SWOT digunakan untuk
menidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis
SWOT dapat dibagi menjadi 4 yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan
Threats.
·
Strengths yaitu
keunggulan atau kelebihan yang dimiliki sebuah perusahaan. Misalnya sumber
data, keterampilan, kreatifitas, dan lain sebagainya. Biasanya keunggulan ini
harus berbeda dan inovatif dibanding dengan pesaing, dan dapat diterima dan
dibutuhkan pasar. Contohnya dalam perusahaan adalah mempuyai kualitas yang bisa
bersaing dengan brand lain dengan harga yang terjangkau.
·
Weaknesses
yaitu keterbatasan atau kekurangan akan sumber daya, keterampilan, kreatifitas,
kapabilitas yang menghambat kinerja perusahaan. Contohnya dalam perusahaan
adalah keterbatasan SDM dalam memaksimalkan produktifitas perusahaan.
·
Opportunities
yaitu peluang atau suatu situasi yang penting dan menguntungkan apabila
perusahaan menggunakan dengan baik dan pada saat yang tepat. Terkadang threats
dapat dijadikan sebagai peluang dengan melihat sisi baik atau sisi unik dari
threats tersebut. Contohnya dalam perusahaan adalah lokasi yang strategis.
·
Threats
yaitu ancaman yang mengganggu posisi perusahaan atau mengganggu pencapaian
suatu perusahaan. Contohnya adalah persaingan harga yang semakin ketat di
pasaran.
PEST Analysis menganalisa faktor
eksternal seperti perubahan politik, ekonomi, sosial kultural, dan perkembangan
teknologi. Analisis ini mempengaruhi perusahaan dengan mengambil suatu peluang
atau ancaman baru bagi perusahaan.
·
Faktor
Politik: kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum, aturan-aturan formal dan
informal dari lingkungan dimana perusahaan melakukan kegiatannya. Contohnya yaitu
kebijakan pajak, stabilitas politik, dan lain-lain.
·
Faktor
Ekonomi: faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli pelanggan dan mempengaruhi
iklim berbisnis suatu perusahaan. Contohnya yaitu pertumbuhan ekonomi, inflasi,
tingkat suku bunga, nilai tukar uang, dan lain-lain.
·
Faktor
Sosial: semua faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan pelanggan dan
mempengaruh besarnya pangsa pasar yang ada. Contohnya yaitu tingkat pendidikan
masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan kerja, dan
lain-lain.
·
Faktor
Teknologi: faktor-faktor yang membantu menghadapi tantangan bisnis dan
mendukung efisiensi kerja. Contohnya yaitu aplikasi sistem yang
mengautomatisasi data-data, kecepatan transfer teknologi, dan lain-lain.
Menurut Porter dalam Porter’s Five Forces Model (1993), keuntungan potensial suatu perusahaan ditentukan oleh intensitas persaingan kompetitif pada industri tersebut. Ada 5 kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam suatu industri:
·
Threats of New Entrants
Pendatang baru
yang akan bersaing di industri yang sama menentukan seberapa mudah atau
sulitnya masuk ke suatu industri tertentu. Dibutuhkan modal tinggi customer
loyalty dan brand preferences yang kuat bagi suatu usaha untuk dapat
bersaing. Beberapa hambatan bagi para pendatang baru diantaranya adalah seperti
:
- Skala ekonomi
- Diferensiasi produk
- Memerlukan modal yang tinggi
- Kurangnya distribusi bahan baku yang
memadai
- Akses atau loyalitas pelanggan
- Kebijakan pemerintah
·
Rivalry among Competitors
Hal ini adalah
penentu utama dan biasanya sudah di analisa sebelum suatu perusahaan dibuat
karena adanya analisa SWOT (dianalisa pada threats atau opportunity). Jumlah
kompetitor usaha akan selalu bertambah sedangkan permintaan untuk produk
industri memiliki kemungkinan untuk menurun.
·
Threat of Substitute Products or Services
Ancaman produk
pengganti dapat terjadi apabila konsumen mendapatkan produk pengganti yang
lebih murah atau produk pengganti yang memiliki kualitas lebih baik dengan
biaya pengalihan yang rendah.
·
Bargaining Power of Suppliers
Ancaman yang
datang dari supplier dapat terjadi jika terdapat supplier yang dominan dalam
suatu pasar. Supplier yang dominan dapat menjual bahan baku dengan harga yang
tinggi. Semakin tinggi harga barang baku dari supplier, maka keuntungan
perusahaan akan merendah. Supplier dapat menurunkan kualitas pula dan apabila
hal tersebut terjadi, biaya pengalihan dari perusahaan akan menjadi tinggi
karena harus mencari supplier lain yang mungkin menawaran kualitas yang baik
namun dengan harga yang tinggi.
·
Bargaining Power of Buyers
Pembelian
pelanggan merupakan bagian utama dari total pendapatan penjual. Jika suatu
perusahaan hanya menjual produk yang standard / tidak memiliki keunggulan, maka
pembeli dapat beralih untuk membeli produk yang lebih menarik dari penjual
lain.
Igor Ansoff mengidentifikasikan empat strategi untuk perkembangan internal perusahaan ke dalam Ansoff Matrix yang meliputi:
· Market Penetration: dilakukan dengan cara meningkatkan penjualan produk suatu perusahaan terhadap market yang sudah ada. Contohnya adalah Starbucks Rewards yang memberikan manfaat kepada para member dengan pemberian bintang untuk setiap transaksi yang dapat ditukar dengan makanan dan minuman gratis.
· Market Development: dilakukan dengan cara meningkatkan penjualan produk suatu perusahaan terhadap market baru. Contohnya, Xing Fu Tang yang merupakan chain bubble tea asli Taiwan memperluas chain businessnya ke Indonesia dan menerima antusiasme yang sangat besar dari masyarakat Indonesia.
· Product Development: dilakukan dengan cara mengembangkan dan menjual produk baru pada market yang sudah ada. Contohnya, perusahaan KitKat yang secara terus menerus mengembangkan produknya dengan menawarkan berbagai varian baru yang eksklusif dengan lebih dari 300 rasa yang terbatas pada musim dan wilayah tertentu.
· Diversification: dilakukan dengan cara memasuki market baru dengan produk-produk baru, yang terkait atau sama sekali tidak terkait dengan penawaran perusahaan yang ada. Contohnya, virus korona memengaruhi RotiBoy untuk menjual paket “Bake at Home” yang mencakup adonan khas RotiBoy dan coffee crème bagi pelanggan yang ingin memanggang RotiBoy di rumah.
Menurut Michael Porter, terdapat beberapa alasan struktural mengapa suatu perusahaan dapat mengalami keuntungan, salah satunya adalah dengan menerapkan Porter Generic Strategy, yaitu:
· Cost Leadership: dilakukan dengan cara menargetkan pasar yang luas (permintaan tinggi) dan menawarkan harga serendah mungkin. Melalui cost leadership, perusahaan dapat memilih untuk menjaga biaya serendah mungkin atau memastikan bahwa perusahaan tersebut memiliki pangsa pasar yang lebih besar dengan harga rata-rata dengan tujuan untuk menjaga biaya perusahaan serendah mungkin. Contohnya adalah Borma yang menawarkan harga lebih rendah daripada supermarket pesaing.
· Differentiation: dilakukan dengan cara menargetkan pasar yang luas (permintaan tinggi), dengan menawarkan produk yang memiliki fitur unik. Dengan strategi ini, suatu perusahaan menjadikan produknya seeksklusif mungkin, menjadikannya lebih menarik daripada produk sejenis yang ditawarkan oleh pesaing. Contohnya adalah Starbucks yang memiliki menu dan konsep yang eksklusif, berbeda dengan coffee shop pada umumnya. Sehingga konsumen rela mengeluarkan harga yang cukup mahal untuk membeli secangkir kopi di Starbucks.
· Cost Focus: dilakukan dengan cara menargetkan pasar khusus (sedikit kompetisi, 'pasar fokus') dan menawarkan harga serendah mungkin. Dalam strategi ini, suatu perusahaan memilih untuk menargetkan pasar yang jelas dan melalui pemahaman dinamika pasar dan keinginan konsumen, perusahaan dapat memastikan bahwa biayanya tetap rendah. Contohnya adalah chain business dari Warteg Bahari yang menargetkan pasar menegah ke bawah dan harga yang cukup rendah.
· Differentiation Focus: dilakukan dengan cara menargetkan pasar khusus (sedikit kompetisi, 'pasar terfokus') dengan menawarkan produk yang memiliki fitur unik. Strategi ini sering melibatkan loyalitas merek yang kuat di antara konsumen. Sangat penting untuk memastikan bahwa produk suatu perusahaan tetap unik, agar tetap berada di depan dari kemungkinan persaingan. Contohnya adalah brand Supreme yang terkenal eksklusif karena kelangkaannya dan desain yang khas sehingga dijual dengan harga yang cukup tinggi.
Sumber:
https://www.toolshero.com/strategy/porters-generic-strategies/