Friday, May 15, 2020

Strategic Vision AccorHotels


Pada bulan Juli 2016, AccorHotels mengakuisisi jaringan Fairmont Raffles Hotels International (FRHI) yang terdiri dari Fairmont, Raffles dan Swissotel dengan nilai hampir $3 milyar dengan strategic vision baru yaitu “Augmented Hospitality — a refined vision of hospitality and the tailor-made services we can provide to a community of customers made up of guests and locals alike”. Perubahan yang terjadi pada AccorHotels setelah terjadinya akuisisi tersebut adalah:
-      Structure (Chain of Commands)
Perubahan structure terjadi di AccorHotels yang semakin besar dengan diakuisisinya luxury brand FRHI, market yang dimiliki AccorHotels menjadi semakin luas dengan bertambahnya luxury brand tersebut.
-      Value (Believe, Value, Expectation)
Bergabungnya ketiga luxury brand di AccorHotels memperkuat market luxury dan upscale business pada AccorHotels serta menjadikan posisi AccorHotels sebagai leading player di dalam industry perhotelan, sehingga dapat meningkatkan potensi perkembangan hotel dalam jangka waktu yang panjang secara potensial dan keuntungan. Secara signifikan, bergabungnya FRHI dengan AccorHotels meningkatkan kepopuleran AccorHotels di Amerika Utara, dimana Amerika Utara merupakan pasar terbesar dan paling berpengaruh di dunia.
-      Resources (Assets, Competency, Skill, Knowledge)
Akuisisi AccorHotels terhadap FRHI meningkatkan property yang dimiliki oleh AccorHotels, terutama dalam market luxury dan upscale business. Penggabungan dua global chain hotel ini berdampak pada meningkatnya skill dan knowledge dari para heartists, sebutan akrab untuk para karyawan AccorHotels, dengan adanya adopsi metode pembukuan dari FRHI.

Alasan AccorHotels mengubah strategic vision perusahaannya adalah walaupun memiliki group yang besar dan berkembang, perbedaan kelas yang dimiliki AccorHotels memberikan disadvantage karena sulit untuk bersaing dengan brand luxury yang dimiliki Marriott, IHG, dan Hilton. Setelah adanya akuisisi dan perubahan strategic vision, AccorHotels dapat memperkuat market luxury dan upscale business serta menjadikan posisi AccorHotels sebagai leading player di dalam industry perhotelan sehingga dapat meningkatkan potensi perkembangan hotel dalam jangka waktu yang panjang secara potensial dan keuntungan.

Kondisi yang dapat menyebabkan sebuah perusahaan dapat mengubah visinya adalah adanya perubahan baik pada faktor internal maupun eksternal. Scanning Environment diperlukan untuk menganalisa faktor tersebut sebelum mengubah visi dan misi sebuah perusahaan. Faktor internal mencakup struktur, nilai, dan kepercayaan perusahaan, contohnya pergantian manajemen dan pemegang saham. Faktor eksternal dipengaruhi oleh nature, societal, task, dan industry environment. Contohnya adalah pergantian target market . Perubahan target market akan mempengaruhi sebuah brand untuk melakukan rebranding serta visi dan misinya demi mendapatkan potensi pelanggan baru.

Sumber:

Visi, Misi, Tujuan Perusahaan


            Perusahaan dapat berjalan dengan baik dan terarah jika memiliki visi, misi, dan tujuan perusahaan yang diketahui, dimengerti dan dipahami oleh semua individu yang bekerja di perusahaan tersebut. Alasan mengapa setiap orang dalam perusahaan harus memahami visi, misi, dan tujuan tersebut adalah supaya setiap orang mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang ingin dicapai oleh perusahaan di masa depan. Sehingga, setiap orang dalam perusahaan mampu menjelaskan arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah perusahaan sekaligus mampu menjadi panduan yang strategis, taktis, dan sistematis.
           
            Cara perusahaan agar visi, misi, dan tujuan perusahaan agar dapat dilaksanakan oleh karyawan di level terbawah adalah dengan memberikan gambaran yang jelas dan mudah dimengerti oleh semua kalangan, dengan poin-poin yang bisa diimplementasikan oleh level terbawah sekalipun. Contohnya adalah memberikan orientasi dasar tentang perusahaan kepada setiap karyawan, pelaksanaan training kepada semua karyawan secara rutin dan memberikan guidance book yang berisikan visi, misi, dan tujuan perusahaan kepada setiap karyawan untuk dibaca dan diterapkan dalam kegiatan bekerja sehari-hari di perusahaan.

Framework pada Manajemen Stratejik


Tahapan pertama dan penting dari proses manajemen stratejik menurut Wheelen dan Hunger (2004) adalah Scanning Environment. Dalam tahapan Scanning Environment, terdapat dua hal yang harus dicermati yaitu lingkungan eksternal dan internal. Pada lingkungan eksternal, alat analisis yang bisa dipakai adalah Porter’s Five Forces dan PEST Analysis. Sedangkan pada lingkungan internal, analisis yang bisa dipakai adalah Swot Analysis.




Analisis SWOT digunakan untuk menidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis SWOT dapat dibagi menjadi 4 yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats.
·         Strengths yaitu keunggulan atau kelebihan yang dimiliki sebuah perusahaan. Misalnya sumber data, keterampilan, kreatifitas, dan lain sebagainya. Biasanya keunggulan ini harus berbeda dan inovatif dibanding dengan pesaing, dan dapat diterima dan dibutuhkan pasar. Contohnya dalam perusahaan adalah mempuyai kualitas yang bisa bersaing dengan brand lain dengan harga yang terjangkau.
·         Weaknesses yaitu keterbatasan atau kekurangan akan sumber daya, keterampilan, kreatifitas, kapabilitas yang menghambat kinerja perusahaan. Contohnya dalam perusahaan adalah keterbatasan SDM dalam memaksimalkan produktifitas perusahaan.
·         Opportunities yaitu peluang atau suatu situasi yang penting dan menguntungkan apabila perusahaan menggunakan dengan baik dan pada saat yang tepat. Terkadang threats dapat dijadikan sebagai peluang dengan melihat sisi baik atau sisi unik dari threats tersebut. Contohnya dalam perusahaan adalah lokasi yang strategis.
·         Threats yaitu ancaman yang mengganggu posisi perusahaan atau mengganggu pencapaian suatu perusahaan. Contohnya adalah persaingan harga yang semakin ketat di pasaran.


PEST Analysis menganalisa faktor eksternal seperti perubahan politik, ekonomi, sosial kultural, dan perkembangan teknologi. Analisis ini mempengaruhi perusahaan dengan mengambil suatu peluang atau ancaman baru bagi perusahaan.
·         Faktor Politik: kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum, aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan dimana perusahaan melakukan kegiatannya. Contohnya yaitu kebijakan pajak, stabilitas politik, dan lain-lain.
·         Faktor Ekonomi: faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli pelanggan dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Contohnya yaitu pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar uang, dan lain-lain.
·         Faktor Sosial: semua faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan pelanggan dan mempengaruh besarnya pangsa pasar yang ada. Contohnya yaitu tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan kerja, dan lain-lain.
·         Faktor Teknologi: faktor-faktor yang membantu menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi  kerja. Contohnya yaitu aplikasi sistem yang mengautomatisasi data-data, kecepatan transfer teknologi, dan lain-lain.


Menurut Porter dalam Porter’s Five Forces Model (1993), keuntungan potensial suatu perusahaan ditentukan oleh intensitas persaingan kompetitif pada industri tersebut. Ada 5 kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam suatu industri:


·         Threats of New Entrants
Pendatang baru yang akan bersaing di industri yang sama menentukan seberapa mudah atau sulitnya masuk ke suatu industri tertentu. Dibutuhkan modal tinggi customer loyalty dan brand preferences yang kuat bagi suatu usaha untuk dapat bersaing. Beberapa hambatan bagi para pendatang baru diantaranya adalah seperti :
-       Skala ekonomi
-       Diferensiasi produk
-       Memerlukan modal yang tinggi
-       Kurangnya distribusi bahan baku yang memadai
-       Akses atau loyalitas pelanggan
-       Kebijakan pemerintah
·         Rivalry among Competitors
Hal ini adalah penentu utama dan biasanya sudah di analisa sebelum suatu perusahaan dibuat karena adanya analisa SWOT (dianalisa pada threats atau opportunity). Jumlah kompetitor usaha akan selalu bertambah sedangkan permintaan untuk produk industri memiliki kemungkinan untuk menurun.
·         Threat of Substitute Products or Services
Ancaman produk pengganti dapat terjadi apabila konsumen mendapatkan produk pengganti yang lebih murah atau produk pengganti yang memiliki kualitas lebih baik dengan biaya pengalihan yang rendah.
·         Bargaining Power of Suppliers
Ancaman yang datang dari supplier dapat terjadi jika terdapat supplier yang dominan dalam suatu pasar. Supplier yang dominan dapat menjual bahan baku dengan harga yang tinggi. Semakin tinggi harga barang baku dari supplier, maka keuntungan perusahaan akan merendah. Supplier dapat menurunkan kualitas pula dan apabila hal tersebut terjadi, biaya pengalihan dari perusahaan akan menjadi tinggi karena harus mencari supplier lain yang mungkin menawaran kualitas yang baik namun dengan harga yang tinggi.
·         Bargaining Power of Buyers
Pembelian pelanggan merupakan bagian utama dari total pendapatan penjual. Jika suatu perusahaan hanya menjual produk yang standard / tidak memiliki keunggulan, maka pembeli dapat beralih untuk membeli produk yang lebih menarik dari penjual lain.


Igor Ansoff mengidentifikasikan empat strategi untuk perkembangan internal perusahaan ke dalam Ansoff Matrix yang meliputi:


·         Market Penetration: dilakukan dengan cara meningkatkan penjualan produk suatu perusahaan terhadap market yang sudah ada. Contohnya adalah Starbucks Rewards yang memberikan manfaat kepada para member dengan pemberian bintang untuk setiap transaksi yang dapat ditukar dengan makanan dan minuman gratis.
·         Market Development: dilakukan dengan cara meningkatkan penjualan produk suatu perusahaan terhadap market baru. Contohnya, Xing Fu Tang yang merupakan chain bubble tea asli Taiwan memperluas chain businessnya ke Indonesia dan menerima antusiasme yang sangat besar dari masyarakat Indonesia.
·         Product Development: dilakukan dengan cara mengembangkan dan menjual produk baru pada market yang sudah ada. Contohnya, perusahaan KitKat yang secara terus menerus mengembangkan produknya dengan menawarkan berbagai varian baru yang eksklusif dengan lebih dari 300 rasa yang terbatas pada musim dan wilayah tertentu.
·         Diversification: dilakukan dengan cara memasuki market baru dengan produk-produk baru, yang terkait atau sama sekali tidak terkait dengan penawaran perusahaan yang ada. Contohnya, virus korona memengaruhi RotiBoy untuk menjual paket “Bake at Home” yang mencakup adonan khas RotiBoy dan coffee crème bagi pelanggan yang ingin memanggang RotiBoy di rumah.


Menurut Michael Porter, terdapat beberapa alasan struktural mengapa suatu perusahaan dapat mengalami keuntungan, salah satunya adalah dengan menerapkan Porter Generic Strategy, yaitu:

·        Cost Leadership: dilakukan dengan cara menargetkan pasar yang luas (permintaan tinggi) dan menawarkan harga serendah mungkin. Melalui cost leadership, perusahaan dapat memilih untuk menjaga biaya serendah mungkin atau memastikan bahwa perusahaan tersebut memiliki pangsa pasar yang lebih besar dengan harga rata-rata dengan tujuan untuk menjaga biaya perusahaan serendah mungkin. Contohnya adalah Borma yang menawarkan harga lebih rendah daripada supermarket pesaing.
·       Differentiation: dilakukan dengan cara menargetkan pasar yang luas (permintaan tinggi), dengan menawarkan produk yang memiliki fitur unik. Dengan strategi ini, suatu perusahaan menjadikan produknya seeksklusif mungkin, menjadikannya lebih menarik daripada produk sejenis yang ditawarkan oleh pesaing. Contohnya adalah Starbucks yang memiliki menu dan konsep yang eksklusif, berbeda dengan coffee shop pada umumnya. Sehingga konsumen rela mengeluarkan harga yang cukup mahal untuk membeli secangkir kopi di Starbucks.
·        Cost Focus: dilakukan dengan cara menargetkan pasar khusus (sedikit kompetisi, 'pasar fokus') dan menawarkan harga serendah mungkin. Dalam strategi ini, suatu perusahaan memilih untuk menargetkan pasar yang jelas dan melalui pemahaman dinamika pasar dan keinginan konsumen, perusahaan dapat memastikan bahwa biayanya tetap rendah. Contohnya adalah chain business dari Warteg Bahari yang menargetkan pasar menegah ke bawah dan harga yang cukup rendah.
·       Differentiation Focus: dilakukan dengan cara menargetkan pasar khusus (sedikit kompetisi, 'pasar terfokus') dengan menawarkan produk yang memiliki fitur unik. Strategi ini sering melibatkan loyalitas merek yang kuat di antara konsumen. Sangat penting untuk memastikan bahwa produk suatu perusahaan tetap unik, agar tetap berada di depan dari kemungkinan persaingan. Contohnya adalah brand Supreme yang terkenal eksklusif karena kelangkaannya dan desain yang khas sehingga dijual dengan harga yang cukup tinggi.

Sumber:
https://www.toolshero.com/strategy/porters-generic-strategies/

Wednesday, March 18, 2020

AccorHotels Akuisisi Jaringan FRHI


            Pada bulan Juli 2016, AccorHotels akhirnya mengakuisisi jaringan Fairmont Raffles Hotels International (FRHI) yang terdiri dari Fairmont, Raffles dan Swissotel dengan nilai hampir $3 milyar. Analisis lingkungan internal yang menunjukkan perubahan posisi AccorHotels setelah terjadinya akuisisi tersebut adalah:
-      Structure (Chain of Commands)
Perubahan structure terjadi di AccorHotels yang semakin besar dengan diakuisisinya luxury brand FRHI, market yang dimiliki AccorHotels menjadi semakin luas dengan bertambahnya luxury brand tersebut.
-      Value (Believe, Value, Expectation)
Bergabungnya ketiga luxury brand di AccorHotels memperkuat market luxury dan upscale business pada AccorHotels serta menjadikan posisi AccorHotels sebagai leading player di dalam industry perhotelan, sehingga dapat meningkatkan potensi perkembangan hotel dalam jangka waktu yang panjang secara potensial dan keuntungan. Secara signifikan, bergabungnya FRHI dengan AccorHotels meningkatkan kepopuleran AccorHotels di Amerika Utara, dimana Amerika Utara merupakan pasar terbesar dan paling berpengaruh di dunia.
-      Resources (Assets, Competency, Skill, Knowledge)
Akuisisi AccorHotels terhadap FRHI meningkatkan property yang dimiliki oleh AccorHotels, terutama dalam market luxury dan upscale business. Penggabungan dua global chain hotel ini berdampak pada meningkatnya skill dan knowledge dari para heartists, sebutan akrab untuk para karyawan AccorHotels, dengan adanya adopsi metode pembukuan dari FRHI.


AccorHotels mempunyai keinginan untuk mengakuisisi jaringan hotel FRHI untuk memperkuat market luxury dan upscale business pada AccorHotels serta menjadikan posisi AccorHotels sebagai leading player di dalam industry perhotelan, sehingga dapat meningkatkan potensi perkembangan hotel dalam jangka waktu yang panjang secara potensial dan keuntungan. Secara signifikan, bergabungnya FRHI dengan AccorHotels meningkatkan kepopuleran AccorHotels di Amerika Utara, dimana Amerika Utara merupakan pasar terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Akuisisi ini juga memberikan manfaat bagi FRHI untuk meningkatkan inovasi baru dan investasi terhadap digital platform untuk menjadi salah satu guest loyalty program terbaik di dunia.

Porter’s Five Forces

 Porter’s Five Forces adalah sebuah framework sederhana yang dikembangkan oleh Michael Porter untuk menganalisa dan mengevaluasi kekuatan kompetitif dan posisi sebuah organisasi bisnis. Menurut Porter dalam Porter’s Five Forces Model (1993), ada 5 kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam suatu industri:



·         Threats of New Entrants
Pendatang baru yang akan bersaing di industri yang sama menentukan seberapa mudah atau sulitnya masuk ke suatu industri tertentu. Dibutuhkan modal tinggi customer loyalty dan brand preferences yang kuat bagi suatu usaha untuk dapat bersaing. Beberapa hambatan bagi para pendatang baru diantaranya adalah seperti :
-       Skala ekonomi
-       Diferensiasi produk
-       Memerlukan modal yang tinggi
-       Kurangnya distribusi bahan baku yang memadai
-       Akses atau loyalitas pelanggan
-       Kebijakan pemerintah
·         Bargaining Power of Suppliers
Ancaman yang datang dari supplier dapat terjadi jika terdapat supplier yang dominan dalam suatu pasar. Supplier yang dominan dapat menjual bahan baku dengan harga yang tinggi. Semakin tinggi harga barang baku dari supplier, maka keuntungan perusahaan akan merendah. Supplier dapat menurunkan kualitas pula dan apabila hal tersebut terjadi, biaya pengalihan dari perusahaan akan menjadi tinggi karena harus mencari supplier lain yang mungkin menawaran kualitas yang baik namun dengan harga yang tinggi.
·         Rivalry among Competitors
Hal ini adalah penentu utama dan biasanya sudah di analisa sebelum suatu perusahaan dibuat karena adanya analisa SWOT (dianalisa pada threats atau opportunity). Jumlah kompetitor usaha akan selalu bertambah sedangkan permintaan untuk produk industri memiliki kemungkinan untuk menurun.
·         Threat of Substitute Products or Services
Ancaman produk pengganti dapat terjadi apabila konsumen mendapatkan produk pengganti yang lebih murah atau produk pengganti yang memiliki kualitas lebih baik dengan biaya pengalihan yang rendah.
·         Bargaining Power of Buyers
Pembelian pelanggan merupakan bagian utama dari total pendapatan penjual. Jika suatu perusahaan hanya menjual produk yang standard / tidak memiliki keunggulan, maka pembeli dapat beralih untuk membeli produk yang lebih menarik dari penjual lain.


        Framework Porter’s Five Forces Model penting di era digital saat ini karena dapat menjadi cara yang berguna untuk memikirkan berbagai tantangan yang mungkin terjadi untuk membantu menyusun strategi dan menyediakan wawasan yang bermanfaat dalam benjalankan suatu bisnis. Bisnis digital dapat mengubah aturan dengan menurunkan hambatan tradisional yang masuk, karena model bisnis berbasis digital hanya memerlukan modal yang lebih sedikit dan dapat membawa skala ekonomi yang lebih besar. Revenue Stream jangka panjang dari layanan digital mungkin bernilai jauh lebih tinggi daripada satu kali penjualan produk fisik. Akses informasi yang mudah dan wawasan dari media sosial juga memudahkan komunikasi antara pembeli dan penjual.

Scanning Environment

Menurut Wheelen dan Hunger (2004), hal hal yang dilakukan dalam manajemen stratejik adalah
·         Scanning Environment (External dan Internal)
·         Strategy Formulation (Mission, Objectives, Strategy, Policies)
·         Strategy Implementation (Program, Budgets, Procedures)
·         Evaluations Control (Performance Result)

     Tahapan pertama dan penting dari proses manajemen stratejik menurut Wheelen dan Hunger (2004) adalah Scanning Environment. Dalam tahapan Scanning Environment, terdapat dua hal yang harus dicermati yaitu lingkungan eksternal dan internal. Pada lingkungan eksternal, alat analisis yang bisa dipakai adalah Porter’s Five Forces. Sedangkan pada lingkungan internal, analisis yang bisa dipakai adalah SWOT Analysis. Hal pertama yang harus dianalisa yaitu dari lingkungan eksternal atau yang bersifat makro. Menurut Porter dalam Porter’s Five Forces Model (1993), ada 5 kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam suatu industri:



·         Threats of New Entrants
Pendatang baru yang akan bersaing di industri yang sama menentukan seberapa mudah atau sulitnya masuk ke suatu industri tertentu. Dibutuhkan modal tinggi customer loyalty dan brand preferences yang kuat bagi suatu usaha untuk dapat bersaing. Beberapa hambatan bagi para pendatang baru diantaranya adalah seperti :
-       Skala ekonomi
-       Diferensiasi produk
-       Memerlukan modal yang tinggi
-       Kurangnya distribusi bahan baku yang memadai
-       Akses atau loyalitas pelanggan
-       Kebijakan pemerintah
·         Bargaining Power of Suppliers
Ancaman yang datang dari supplier dapat terjadi jika terdapat supplier yang dominan dalam suatu pasar. Supplier yang dominan dapat menjual bahan baku dengan harga yang tinggi. Semakin tinggi harga barang baku dari supplier, maka keuntungan perusahaan akan merendah. Supplier dapat menurunkan kualitas pula dan apabila hal tersebut terjadi, biaya pengalihan dari perusahaan akan menjadi tinggi karena harus mencari supplier lain yang mungkin menawaran kualitas yang baik namun dengan harga yang tinggi.
·         Rivalry among Competitors
Hal ini adalah penentu utama dan biasanya sudah di analisa sebelum suatu perusahaan dibuat karena adanya analisa SWOT (dianalisa pada threats atau opportunity). Jumlah kompetitor usaha akan selalu bertambah sedangkan permintaan untuk produk industri memiliki kemungkinan untuk menurun.
·         Threat of Substitute Products or Services
Ancaman produk pengganti dapat terjadi apabila konsumen mendapatkan produk pengganti yang lebih murah atau produk pengganti yang memiliki kualitas lebih baik dengan biaya pengalihan yang rendah.
·         Bargaining Power of Buyers
Pembelian pelanggan merupakan bagian utama dari total pendapatan penjual. Jika suatu perusahaan hanya menjual produk yang standard / tidak memiliki keunggulan, maka pembeli dapat beralih untuk membeli produk yang lebih menarik dari penjual lain.

Peluang dan ancaman yang diidentifikasikan berdasarkan analisis eksternal perusahaan melalui Porter’s Five Forces Model dapat dijadikan strategi bersaing yang akan di bahas di analisis SWOT. Setelah melakukan analisis eksternal, peneliti dapat melakukan analis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk menidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis SWOT dapat dibagi menjadi 4 yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats.

·         Strengths yaitu keunggulan atau kelebihan yang dimiliki sebuah perusahaan. Misalnya sumber data, keterampilan, kreatifitas, dan lain sebagainya. Biasanya keunggulan ini harus berbeda dan inovatif disbanding dengan pesaing, dan dapat diterima dan dibutuhkan pasar.
·         Weaknesses yaitu keterbatasan atau kekurangan akan sumber daya, keterampilan, kreatifitas, kapabilitas yang menghambat kinerja perusahaan.
·         Opportunities yaitu peluang atau suatu situasi yang penting dan menguntungkan apabila perusahaan menggunakan dengan baik dan pada saat yang tepat. Terkadang threats dapat dijadikan sebagai peluang dengan melihat sisi baik atau sisi unik dari threats tersebut.
·         Threats yaitu ancaman yang mengganggu posisi perusahaan atau mengganggu pencapaian suatu perusahaan.



Manfaat Manajemen Stratejik

Manajemen stratejik merupakan sebuah tindakan manajerial dan pengambilan keputusan untuk kinerja jangka panjang suatu perusahaan. Tindakan berupa masukan dan komitmen seluruh karyawan mulai dari lower level manager hingga atasannya menjadi kunci agar rencana strategis berhasil mencapai tujuan utama perusahaan. Menurut Wheelen dan Hunger (2004), hal hal yang dilakukan dalam manajemen stratejik adalah

  • Scanning Environment (External dan Internal)
  • Strategy Formulation (Mission, Objectives, Strategy, Policies)
  • Strategy Implementation (Program, Budgets, Procedures)
  • Evaluations Control (Performance Result)


Manfaat bagi sebuah organisasi/perusahaan ketika menerapkan sebuah stratejik manajemen model seperti yang dikembangkan oleh Wheelen dan Hunger (2004) adalah

  1. Memperjelas visi perusahaan dengan adanya strategi
  2. Menentukan fokus perusahaan
  3. Meningkatkan pemahaman tentang lingkungan yang berubah dengan cepat
  4. Mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu perusahaan dalam lingkungan yang semakin beresiko
  5. Memastikan perusahaan dapat berjalan dalam jangka waktu yang panjang